Wah Sumur Bor Mengeluarkan Gas dan Api

Written By Mailza Web on Rabu, 12 September 2012 | 00.20


Wah lagi-lagi kedengarannya sumur bor yang mengeluarkan gas kini Warga Desa Meles, Kecamatan Adimulyo, Kebumen dihebohkan dengan adanya sebuah sumur bor yang mengeluarkan gas. Gas alam tersebut keluar dari sumur yang dibor sedalam 18 meter di lahan milik Karsono (50) di Dusun Pecokolan, Desa Meles.

Wah kebanyang kalau disetiap daerah keluar gas dari sumur dan mengeluarkan api bahaya banget tuh untuk keamanan, Ini juga hingga Rabu (12/9) sumur yang mengeluarkan api tersebut masih menjadi perhatian warga. Informasi tersebut cepat menyebar hingga warga yang datang tidak hanya dari Kecamatan Adimulyo, tetapi juga dari Karanganyar dan Gombong.

Apalagi lokasi sumur tersebut berada di pinggir jalan yang menghubungkan Kecamatan Adimulyo dengan Kuwarasan. Karena penasaran, banyak warga melintas di jalan itu berhenti ingin mengetahui apa yang terjadi. Beberapa orang tampak mengabadikan sumur itu melalui kamera ponsel.

Menurut Karyo (58) seorang tukang bor yang mengerjakan sumur tersebut, kejadian itu bermula saat dia bersama dua orang temannya mengebor sumur, Selasa (12/9). Pengeboran dilakukan pagi hingga malam hari dengan kedalaman 18 meter. Pada kedalaman itu, mereka merasakan adanya tekanan air dari dalam yang ingin keluar.

"Karena malam hari kami tidak mengamati seperti apa airnya, yang jelas air yang keluar lengket seperti minyak," ujar Karyo kepada Suara Merdeka di lokasi kejadian.

Setelah air bercampur minyak tersebut berhenti dari dalam pipa tersebut terdapat semacam gas elpiji. Warga yang penasaran kemudian memancing dengan kertas, di atas pipa namun tidak ada respon. "Baru setelah dipancing dengan tisu, api keluar dari pipa tersebut," imbuh Karyo seraya mengaku bertahun-tahun berprofesi sebagai tukang bor baru pertama kali dia menemui hal seperti itu.
Saat ini lokasi sumur tersebut dipasangi garis polisi. Kapolsek Adimulyo AKP Surono mengatakan, pihaknya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dia menghawatirkan jika gas yang keluar dari sumur bor itu beracun hingga membahayakan warga. "Jika memang sudah dinyatakan aman dan tidak berbahaya garis polisi akan kami buka," ujarnya.

Sumber Berita dari Suara Merdeka.com

Pusat-Pusat Pendidikan


Lembaga Pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik.


1. Keluarga Sebagai Lembaga Pendidikan Pertama dan Utama
Kalau kita tinjau dari ilmu sosiologi, keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh suatu keturunan, yakni kesatuan dari bentuk-bentuk kesatuan masyarakat.
Pendidikan Keluarga adalah juga pendidikan masyarakat, karena disamping keluarga itu sendiri sebagai kesatuan kecil dari bentuk kesatuan-kesatuan masyarakat, juga karena pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu di masyarakat kelak. Pendidikan keluarga mau tidak mau harus mengikuti derap langkah kemajuan masyarakat. Dengan demikian nampaklah adanya satu hubungan erat antar kelurga dengan masyarakat.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami-isteri). Berdasarkan asas cinta yang asasi ini lahirlah anak sebagai generasi penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan pengabdian yang luhur membina kehidupan sang anak. Oleh Ki Hajar Dewantara dikatakan supaya orang tua (sebagai pendidik) mengabdi kepada sang anak. Motivasi pengabdian keluarga (orang tua) ini semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Di dalam suasana cinta dan kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu dalam tanggung jawab keluarga.
2. Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan Kedua
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka disamping kelurga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak.
Dengan sekolah, pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli yang sesuai dengan bidang dan bakatnya si anak didik, yang berguna bagi dirinya, dan berguna bagi nusa dan bangsanya.
Dengan sekolah, golongan atau partai mendidik kader-kadernya untuk meneruskan dan memperjuangkan cita-cita dari golongan atau partainya. Dengan sekolah, kaum beragama mendidik putra-putranya untuk menjadi orang yang melanjutkan dan memperjuangkan agama.
Karena sekolah itu sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat pendidikan, maka dapatlah ia kita golongkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan kedua sesudah keluarga, lebih-lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan kelurga dengan guru sebagai ganti orang yang harus ditaati.
3. Masyarakat Sebagai Lembaga Pendidikan Ketiga
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya.
Masalah pendidikan di keluarga dan sekolah tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Setiap masyarakat di manapun berada, tentu mempunyai karakteristik tersendiri sebagai norma khas di bidang sosial budaya yang berbeda dengan karakteristik masyarakat lain, namun juga mempunyai norma-norma yang universal dengan masyarakat pada umumnya.


Entri Populer

 
Support : Copyright © 2011. Event Tahun baru 2014 - User Mailza Indonesia - All Rights