Ekonomi Indonesia Tahun 2012 Potensi Ganguan

Written By Mailza Web on Selasa, 13 Desember 2011 | 06.07

Menurut Hatta di nasional.kontan.co.id .Perekonomian Indonesia diprediksi bakal mengalami gangguan pada tahun 2012. Hal ini menyusul perlambatan perekonomian China selama setahun belakangan.

"Pertumbuhan ekonomi China terus menurun. Hal itu akan mempengaruhi Indonesia. Mungkin ekonomi kita akan mulai terganggu pada 2012," kata Menteri koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa di kantor Presiden, Jumat (25/11).

Sejauh ini, China bisa dibilang merupakan salah satu pasar ekspor terbesar untuk Indonesia. Sepanjang tahun ini saja, nilai ekspor Indonesia ke China mencapai US$ 12,83 milar.

Tidak heran, kondisi ekonomi China berpengaruh signifikan pada perekonomian Indonesia. Belum lagi kondisi perekonomian Eropa dan Amerika Serikat yang belum kunjung pulih.

Meski sejumlah negara mengakui kondisi perekonomian Indonesia cenderung stabil. Hatta menegaskan tidak bisa menganggap kecil persoalan ekonomi di belahan dunia lainnya.

Untuk itu pemerintah terus berkomitmen untuk menghilangkan hambatan yang mengganggu perkuatan ekonomi domestik. Sebut saja dengan menghilangkan hambatan perdagangan antar pulau dan menjaga daya beli masyarakat. "Caranya dengan mengendalikan laju inflasi"

Ekonomi Indonesia pada tahun 2012 Besok

 Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 diperkirakan akan tumbuh 6,5 persen dengan pertumbuhan di kwartal IV sebesar 6,6 persen. Sementara pada 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan pada kisaran 6,3-6,7 persen.

Jakarta, (Analisa). Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh kuat pada 2012 meski dibayangi dampak krisis ekonomi global yang belum jelas kepastian penyelesaiannya.
"Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat meskipun kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dunia masih tinggi," kata Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo dalam seminar "Dampak Ketidakpastian Ekonomi Global Terhadap Perekonomian Indonesia" di Jakarta, Selasa (15/11).

Dijelaskannya, ketahanan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari struktur perekonomian Indonesia yang memiliki permintaan domestik tinggi terutama konsumsi rumah tangga, sehingga dapat meminimalkan dampak pelambatan ekonomi global.

Pada tahun ini, Perry memperkirakan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,8 persen, sementara pada 2012 akan tumbuh 4,6-5,1 persen.

Di sektor perdagangan, dijelaskannya bahwa ketahanan ekspor nasional akan tetap kuat karena ketergantungan dagang dengan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat jauh berkurang dibanding 10 tahun lalu.

"Dampak krisis ekonomi global memang ada, tetapi sekarang kita lebih kuat karena ekspor banyak ke Asean sekitar 20 persen dan negara emerging market seperti China 16 persen, Jepang 12 persen dan India enam persen.

Bahan Primer

Perry juga menjelaskan, bahwa komoditas ekspor Indonesia yang lebih banyak dari bahan primer seperti migas, batubara dan bahan tambang serta hutan tidak akan terpengaruh besar dari krisis ekonomi global.

Sementara di sektor keuangan, menurut Perry meski pengaruhnya sudah terlihat dalam dua bulan ini namun tidak menurunkan daya tarik investasi Indonesia baik di investasi langsung dan investasi portofolio, karena imbal hasil yang masih tinggi dan risiko yang tetap rendah.

Selain itu, beberapa kebijakan yang diambil BI dan Pemerintah telah berhasil menangkal dampak krisis ekonomi global lebih dalam di sektor keuangan, antara lain dengan melakukan intervensi di pasar rupiah dan obligasi Pemerintah.

"Itu kunci utama kita untuk menjaga kinerja pasar uang obligasi berjalan lebih baik," katanya.

Ke depan, Perry melihat selain perlunya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi, Indonesia juga perlu meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi, terutama untuk memperbesar manfaat pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat luas seperti memberdayakan sektor riil. (Ant)

Sumber Hariananalisa

Entri Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Seorang yang selalu ingin tau
 
Support : Copyright © 2011. Event Tahun baru 2014 - User Mailza Indonesia - All Rights